Gerhana Bulan Dan Matahari
Gerhana bulan terjadi saat penampang bulan
tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari
dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat
mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari
untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka
seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti dengan gerhana Matahari
karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara
Matahari dengan bumi. Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali
bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang
dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang
dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat
gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga,
jingga, ataupun coklat.
Gerhana Matahari terjadi ketika posisi
bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau
seluruh cahaya Matahari. Gerhana Matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7
menit 40 detik. Ketika gerhana Matahari, orang dilarang melihat ke arah
Matahari dengan mata telanjang karena hal ini dapat merusakkan mata secara
permanen dan mengakibatkan kebutaan. Bayang-bayang bulan ada dua bagian, yaitu
umbra dan penumbra. Umbra adalah bagian yang gelap dan berbentuk kerucut yang
puncaknya menuju ke bumi. Penumbra adalah bagian yang agak terang dan bentuknya
makin jauh dari bulan semakin lebar.
Daerah yang berada dalam liputan umbra akan mengalami
gerhana matahari total, sedangkan yang berada dalam liputan penumbra mengalami
gerhana matahari sebagian. Pada gerhana matahari total akan tampak cahaya
korona matahari yang bentuknya seperti mahkota dan semburan gas dari permukaan
matahari yang berwarna lebih merah.
Jenis-jenis Gerhana Bulan Dan
Matahari
1. Bulan
- Gerhana
bulan total
Pada gerhana ini, bulan akan tepat
berada pada daerah umbra.
- Gerhana
bulan sebagian
Pada gerhana ini, tidak seluruh
bagian bulan terhalangi dari Matahari oleh bumi. Sedangkan sebagian permukaan
bulan yang lain berada di daerah penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar
Matahari yang sampai ke permukaan bulan.
- Gerhana
bulan penumbra
Pada gerhana ini, seluruh bagian
bulan berada di bagian penumbra. Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan
warna yang suram.
2. Matahari
· Sebuah gerhana Matahari dikatakan
sebagai gerhana total apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup
sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih
besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan
sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan
Bumi-Matahari.
· Gerhana sebagian terjadi apabila
piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan
Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak
tertutup oleh piringan Bulan.
· Gerhana cincin terjadi apabila
piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari.
Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan
Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari,
tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian
piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling
piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
Mengapa Gerhana Matahari dan Gerhana
Bulan Tak Terlihat di Indonesia Barat?
TEMPO.COM
Jakarta-Bulan akan terbit
dengan sebagian permukaannya tertutup bayangan bumi pada malam ini, Senin 4
Juni 2012. Peristiwa yang dikenal sebagai gerhana bulan sebagian ini akan
berlangsung selama dua jam. Namun hanya penduduk Indonesia bagian timur yang
dapat menyaksikan seluruh proses itu, sedangkan orang di wilayah Indonesia
barat, seperti Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, hanya dapat menyaksikan separuh
dari proses tersebut.
Hal itu terjadi karena gerhana
matahari dan bulan selalu datang berpasangan. Gerhana matahari selalu ditemani
oleh gerhana bulan yang berlangsung dua pekan sebelum atau sesudahnya. Selisih
waktu itu terjadi karena selama dua pekan tersebut bulan menempuh separuh
perjalanannya mengelilingi bumi sehingga berpeluang kembali membentuk garis
yang hampir lurus dengan bumi dan matahari.
Jika gerhana matahari adalah
"pusatnya", entah total atau annular, gerhana bulan yang kemungkinan
besar terjadi adalah ketika bulan hanya berinteraksi sebagian dengan bayangan
bumi sehingga, setelah bayangannya menutupi matahari di atas Asia Timur dan
barat Amerika Utara pada gerhana matahari cincin pada 20-21 Mei lalu, bulan
purnama pada hari ini akan masuk ke dalam bayangan bumi di sebelah utara.
Wilayah yang sebelumnya menikmati
pemandangan gerhana matahari pada dua pekan lalu kini akan kembali disuguhi
fenomena gerhana bulan. Bila sebelumnya Anda tak dapat menyaksikan gerhana
matahari, kali ini pun anda tak bisa melihat gerhana bulan.
Badan Antariksa Amerika Serikat mengatakan bahwa gerhana bulan parsial ini dapat terlihat di Amerika Selatan dan Utara, Australia, Asia Timur, dan seluruh kawasan Samudra Pasifik. "Penduduk di Amerika di sisi Atlantik memperoleh kesempatan istimewa karena gerhana terjadi pada saat bulan baru saja terbit di barat, waktu yang tepat bagi ilusi bulan," kata NASA dalam situsnya, "bulan yang baru terbit akan tampak luar biasa besar, padahal ukurannya sebenarnya sama saja."
Badan Antariksa Amerika Serikat mengatakan bahwa gerhana bulan parsial ini dapat terlihat di Amerika Selatan dan Utara, Australia, Asia Timur, dan seluruh kawasan Samudra Pasifik. "Penduduk di Amerika di sisi Atlantik memperoleh kesempatan istimewa karena gerhana terjadi pada saat bulan baru saja terbit di barat, waktu yang tepat bagi ilusi bulan," kata NASA dalam situsnya, "bulan yang baru terbit akan tampak luar biasa besar, padahal ukurannya sebenarnya sama saja."
Bagi astronom terutama pengamat bintang, fenomena
gerhana matahari menjadi fenomena astronomi yang spektakuler. Namun ini bukan
berarti masyarakat awam (amatiran) tidak memiliki hasrat yang besar untuk
menyaksikan fenomena alam ini, karena mereka ingin mengalami secara langsung
maupun untuk mendokumentasikan fenomena langka ini.
Kacamata “gerhana matahari” ini didesain khusus untuk
mengurangi penyerapan (absorspi) energi cahaya matahari masuk ke mata.
Atau dengan bahasa sederhana, kacamata “gerhana matahari” merupakan pelindung
mata. Tentunya, kita tidak perlu menggunakan kacamata “gerhana matahari” untuk
melihat gerhana bulan. Karena secara ilmiah, adalah aman untuk menatap langsung
gerhana bulan pada malam hari.
Mengapa Bahaya?
Berdasarkan penjelasan Prof B. Ralph Chou, bahwa
meskipun 99% cahaya matahari terlindung oleh bulan pada peristiwa gerhana
matarahari sehingga wilayah umbra bumi menjadi gelap (seperti malam), namun
tetap ada cahaya radiasi dari matahari yang sampai ke bumi, dan sampai ke mata
(jika kita langsung menatap dengan mata telanjang). Dan perlu diingat,
cahaya matahari terdiri dari berbagai gelombang sinar baik dari sinar tampak
(pelangi : me-ji-ku-hi-bi-ni-u) maupun sinar tidak tampak seperti UV yang
berenergi dan berfrekuensi tinggi (panjang gelombang 290 nm) hingga
sinar cahaya dengan gelombang radio yang berenergi dan berfrekuensi rendah (panjang
gelombang beberapa meter) .
Pada organ mata,sinar cahaya UV dengan panjang
gelombang sekitar 380 nm akan langsung ditransmisikan ke retina (bagian
belakang organ mata yang sensitif). Dan berdasarkan fisiologi struktur
mata, cahaya radiasi UV merupakan penyebab terjadinya reaksi kimia yang
mempercepat penuaan lapisan mata yang akan membuat katarak atau dalam kondisi
menatap langsung gerhana matahari dapat menyebabkan “retina terpanggang”.
Besarnya intensitas sinar UV yang menempus ke retina
menyebabkan kerusakan pada sel batang (rod cell) dan kerucut (cone
cell) pada mata. Cahaya matahari (khusus komponen UV) menjadi pemicu
serangkaian reaksi kimia pada sel-sel mata yang mana akan merusak kemampuan sel
tersebut merespons objek visual. Dan dalam intensitas yang besar dan lama, akan
menyebabkan kerusakan parah pada sel mata. Yang pada akhirnya akan menyebabkan
mata mengalami buta sementara atau bahkan buta “abadi” (maksudnya tidak bisa
disembuhkan).
Bagaimana Cahaya Sampai ke Retina?
Seperti yang kita pelajari di waktu bangku sekolah,
pupil manusia memiliki fungsi yang serupa dengan diafragma pada kamera. Pupil
dapat melebar atau menyempit tergantung jumlah cahaya yang memasuki mata. Pada
suasana gelap, diameter pupil membesar sampai 8 mm untuk mengumpulkan cahaya
yang cukup. Di siang hari yang terik, diameternya menyusut hingga 2 mm, bahkan
mampu mengecil sampai sekitar 1,5 mm jika berhadapan dengan cahaya yang
menyilaukan. Membesar atau menyusutnya ukuran pupil mata sangat tergantung
resons saraf atas kondisi visual yang terlihat (tidak termasuk sinar tidak
tampak seperti Infrared, X, UV, TV, Radio atau gamma). Sehingga dalam
berbagai kasus, kita sering mendengar bahwa sinar infrared atau gelombang sinar
X tidak boleh langsung kena mata, karena dapat menyebabkan katarak dan
kebutaan.
Begitu juga dalam kasus Gerhana Matahari. Syaraf kita
penglihatan melihat seolah-olah gelapnya dunia karena gerhana matahari berarti
tidak ada sinar matahari yang mencapai kebumi. Padahal dengan ukuran yang
sangat besar dari matahari pada saat gerhana matahari tidak total, maka ada
sejumlah sinar yang sampai ke bumi yang tidak bisa dideteksi oleh mata. Ini
mirip kita mencoba melihat sinar gelombang Infrared pada HP ketika transmisi
data antar dua HP. Dalam hal ini, ada keterbatasan secara fisik pupil mata kita
dalam pengaturan cahaya. Secara hitungan kasar, cahaya langsung dari matahari
harus dilemahkan antara 10.000 hingga 50.000 kali agar aman bagi mata.
Sehingga secara otomatis, pada siang hari bolong, kita akan cenderung
menghindari menatap matahari secara langsung dan sebaliknya pada kondisi gelap
(malam), pupil kita akan membuka selebar mungkin.
Perilaku pupil mata manusia pada malam hari ternyata
sama ketika terjadi gerhana matahari. Pada saat gerhana, pancaran cahaya
matahari terhalang sebagian oleh bulan sehingga bumi menjadi gelap (masuk
wilayah umbra-penumbra) , dan sehingga reaksi pupil mata secara alami membesar.
Dan di saat orang menatap langsung ke matahari yang terlindung oleh bulan,
pupil mata tidak bereaksi secara signfikan, padahal radiasi sinar-sinar UV tetap
menempus ke bumi, menempus ke retina mata, yang sedang merusak sel batang dan
kerucut mata.
Kefatalan akan terjadi bila kita sering atau dengan
durasi lama menatap secara langsung ke matahari, karena pada saat itu bukan
sinar tampak saja yang menembus mata, tetapi sinar-sinar berbahaya seperti UV
tetap menerobos masuk menghasilkan reaksi kimia yang merusak sel mata.
Belum lagi, gelombang sinar inframerah (infrared) yang terkandung dalam sinar
matahari turut “memanggang” (fotokoagulasi) sel batang dan kerucut.
Mitos-mitos Gerhana Matahari di beberapa negara
† Di negara Cina sekitar 20 abad yang
lalu masyarakatnya mempunyai keyakinan bahwa gerhana terjadi karena adanya
seekor naga yang tidak terlihat oleh mata memakan matahari. Kemudian mereka
membuat suatu keributan yang sangat besar dengan drum dan mengarahkan serta
menembakkan panah-panah ke langit. Dengan itu sang naga akan ketakutan dan
sinar matahari akan terlihat kembali. Pada suatu saat ada dua orang ahli
perbintangan Cina yang bernama His dan Ho. Mereka tidak dapat memperkirakan
datangnya gerhana. Kaisar yang berkuasa saat itu sangat marah karena ia tidak
mempersiapkan apa-apa untuk mengusir sang naga. Meskipun akhirnya hari kembali
terang, Kaisar tetap memrintahkan agar kedua astronom itu dibunuh karena
dianggap telah gagal.
† Di Asia Tengah, gerhana yang terjadi
tanggal 28 mei 585 M mengakhiri perang dua negara timur tengah. Selama
pertempuran, hari-hari menjadi gelap seperti malam. Gerhana menyebabkan kedua
negara tersebut menyatakan perdamaian serta menghentikan pertempuran.
† Di Jepang, masyarakat setempat
mempercayai bahwa racun telah jatuh dari langit selama terjadi gerhana. Untuk
mencegah racun itu jatuh ke dalam air mereka, mereka menutupi seluruh sumur dan
mata air selama terjadinya gerhana.
† Di India, masyarakatnya mempercayai
bahwa Naga bertanggung jawab atas terjadinya gerhana. Selama gerhana,
masyarakat di sana membenamkan diri mereka ke dalam air sampai leher mereka,
dengan cara ibadah mereka tersebut, mereka mengharapkan matahari dan bulan dapat
mempertahankan dirinya dari Naga.
0 komentar:
Posting Komentar