NGUPING DISEL
(MENGUBAH KULIT PISANG MENJADI SELAI)
PENDAHULUAN
Tumbuh-tumbuhan hutan tropika adalah sumber yang
sangat kaya akan senyawa-senyawa kimia berkhasiat atau bioaktif. Banyak
diantara senyawa-senyawa tersebut sangat potensial sebagai sumber bahan baku
dalam pengolahan bahan pangan salah satunya adalah pisang. Pisang (Musa
Paradisiaca) adalah tanaman yang berasal dari Asia. Umumnya pisang tumbuh
pada daerah dataran rendah yakni kira-kira 1000 meter diatas permukaan laut.
Pisang memiliki banyak kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh seperti
karbohidrat, potassium, fosfor, zat besi, kalsium dan masih banyak lainnya. Di
Indonesia sendiri keberadaan pisang dalam kehidupan masyarakat cukup dekat, hal
ini terbukti dari banyaknya ritual-ritual adat yang masih menggunakan pisang
sebagai salah satu syaratnya. Maka dari itu daya beli masyarakat akan pisang
cukup tinggi disamping karena hal tersebut juga dikarenakan rasanya yang enak
dan harganya yang relatif murah.
Umumnya
masyarakat hanya memakan buahnya saja sedangkan kulitnya dibuang begitu saja
karena dianggap sampah yang tidak memiliki kegunaan ataupun nilai gizi. Hal ini
menyebabkan terjadinya penumpukan sampah yang berpengaruh pada lingkungan.
Padahal kulit pisang tersebut masih memiliki kandungan gizi yang tinggi tidak
kalah dengan buahnya dan dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan dengan
sedikit kreatifitas.
Melihat kenyataan tersebut
maka penulis berusaha mencari suatu langkah yang strategis guna menangani
masalah limbah kulit pisang yakni, dengan memanfaatkan dan mengolah limbah
kulit pisang menjadi salah satu bahan makanan yang bermanfaat serta bernilai
gizi tinggi yaitu dengan mengolahnya menjadi selai.
DASAR TEORI
Pisang:
Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari Asia
yang biasanya tumbuh di daerah dataran rendah yakni kira-kira 1000 diatas
permukaan laut. pisang adalah buah yang berasal dari taksonomi:
Divisi : Spermatophyta
SubDevisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Musaceae
Genus : Musa Paradisiaca
SubDevisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Musaceae
Genus : Musa Paradisiaca
Tanaman
pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk pohon yang
tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang
tersusun secara rapat teratur. Percabangan tanaman bertipe simpodial dengan
meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu buah. Bagian bawah batang
pisang menggembung berupa umbi yang disebut bonggol. Pucuk lateral (sucker)
muncul dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang.
Buah pisang umumnya tidak berbiji atau bersifat partenokarpi.
Pisang
merupakan tanaman yang berbuah hanya sekali, kemudian mati. Tingginya antara
2-9 m, berakar serabut dengan batang bawah tanah (bongol) yang pendek. Dari
mata tunas yang ada pada bonggol inilah bisa tumbuh tanaman baru. Pisang
mempunyai batang semu yang tersusun atas tumpukan pelepah daun yang tumbuh dari
batang bawah tanah sehingga mencapai ketebalan 20-50 cm. Daun yang paling muda
terbentuk di bagian tengah tanaman, keluarnya menggulung dan terus tumbuh
memanjang, kemudian secara progersif membuka. Helaian daun bentuknya lanset
memanjang, mudah koyak, panjang 1,5-3 m, lebar 30-70 cm, permukaan bawah
berlilin, tulang tengah penopang jelas disertai tulang daun yang nyata,
tersusun sejajar dan menyirip, warnanya hijau.
Pisang mempunyai bunga
majemuk, yang tiap kuncup bunga dibungkus oleh seludang berwarna merah
kecoklatan. Seludang akan lepas dan jatuh ketanah jika bunga telah membuka.
Bunga betina akan berkembang secara normal, sedang bunga jantan yang berada di
ujung tandan tidak berkembang dan tetap tertutup oleh seludang dan disebut
sebagai jantung pisang.
Pisang memiliki banyak
kandungan yang berguna bagi tubuh dan memiliki banyak manfaat. Dalam buah
pisang mulai dari rhizome yang dimilikinya sampai kulit pisang dapat kita ambil
manfaatnya. Satu buah pisang ternyata mempunyai
kandungan 11 mg kalsium, 35 mg fosfor, 1 mg zat besi, 503 mg potassium, 1 mg
niasin, dan 14 mg vitamin C. Pisang juga diberi anugerah mempunyai kandungan
khrom yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat dan lipid. Khrom bersama
dengan insulin memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom
dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa. Pisang juga
mengandung tiga jenis gula alami yaitu sukrosa, fruktosa dan glukosa yang
dikombinasikan dengan fiber. Pisang dapat memberikan tambahan energi langsung
yang cukup banyak. Namun bukan hanya energi yang dihasilkan, buah pisang juga
dapat menjaga tubuh selalu fit dan dapat membantu untuk mencegah beberapa
penyakit seperti pendarahan rahim, merapatkan vagina, sariawan, ambeien, cacar
air, disentri, amandel, kanker perut, sakit kuning (lever), pendarahan usus
besar, diare dan lainnya.
Kulit Pisang :
Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik
isinya maupun kulitnya. Pisang mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam
metabolisme karbohidrat dan lipid. Khrom bersama dengan insulin memudahkan
masuknya glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat
menyebabkan gangguan toleransi glukosa. Umumnya masyarakat hanya memakan
buahnya saja dan membuang kulit pisang begitu saja. Di dalam kulit pisang
ternyata memiliki kandungan vitamin C, kalsium, protein, dan juga lemak yang
cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak
mengandung air yaitu 68,90 % dan karbohidrat sebesar 18,50 %. Hasil penelitian
tim Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan, memperlihatkan bahwa
ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga
kesehatan retina mata. Selain kaya vitamin B6, kulit pisang banyak mengandung
serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan
pula manfaat ekstrak pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat
regenerasi retina. Dalam studi klinis yang dilakukan, para peneliti
membandingkan efek ekstrak kulit pisang bagi retina mata pada dua kelompok.
Pertama adalah kelompok kontrol dan kelompok kedua adalah responden yang diberi
ekstrak kulit pisang dan mereka dipapari cahaya selama enam jam dalam dua hari.
Hasilnya, yang tidak mendapat ekstrak kulit pisang sel retinanya menjadi mati,
sedangkan kelompok lainnya retinanya tidak mengalami kerusakan. Sementara itu
untuk mengatasi depresi, para peneliti menyarankan untuk meminum air rebusan
kulit pisang atau membuatnya dalam bentuk jus segar selama beberapa kali dalam
seminggu karena dalam kulit pisang terdapat sumber vitamin B6 yang dibutuhkan
untuk membuat serotonin dalam otak. Serotonin berfungsi mengurangi rasa sakit,
menekan nafsu makan, menimbulkan relaks, dan mengurangi ketegangan.
PROYEK
Alat-Alat
·
Sendok
·
Blender
·
Wadah
·
Panci
·
Kompor
Bahan-Bahan
·
Kulit Pisang segar
·
Natrium Benzoat
·
Asam Sitrat
·
Gula
·
Pandan
·
Kayu Manis
·
Air Matang
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
Langkah awal, kami melakukan analisa terhadap kulit pisang dari berbagai macam varietas
untuk mencari kualitas terbaik dari kulit pisang tersebut untuk dijadikan
sampel. Berdasarkan analisis yang kami lakukan, kami memperoleh data bahwa
Kulit Pisang Raja adalah yang paling cocok digunakan sebagai bahan baku
pembuatan selai kulit pisang. Setelah melakukan analisa, selanjutnya kami
melakukan penelitian serta percobaan pembuatan selai kulit pisang di Ruang
Laboraturium. Langkah kerja kami yang kami lakukan
yakni:
- Mencuci bersih kulit pisang segar
- Daging bagian dalam kulit pisang
dikerok menggunakan sendok
- Haluskan daging kulit buah pisang
menggunakan blender
- Tuang adonan ke dalam panci dan beri
sedikit air dengan perbandingan yang sama yaitu 1 : 1
- Masak adonan lalu masukan natrium benzoate, asam
sitrat dan gula pasir
- Aduk terus adonan hingga mengental
dan bahan-bahan tercampur dengan rata
- Masukkan daun pandan dan kayu manis
- Aduk terus hingga adonan benar-benar
kental seperti selai dan beraroma harum
- Tuang adonan ke wadah yang telah disediakan dan tutup rapat
PEMBAHASAN
Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik
isinya maupun kulitnya. Pisang mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam
metabolisme karbohidrat dan lipid. Khrom bersama dengan insulin memudahkan
masuknya glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat menyebabkan
gangguan toleransi glukosa. Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya saja dan
membuang kulit pisang begitu saja. Di dalam kulit pisang ternyata memiliki
kandungan vitamin C, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil
analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air
yaitu 68,90 % dan karbohidrat sebesar 18,50 %.
Kulit
pisang tersebut dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan termasuk selai
sebagai teman menyantap roti di pagi hari. Proses pembuatannya yaitu dengan memilih
kulit buah pisang segar kemudian dihaluskan. Setelah penghalusan adonan kulit
pisang tersebut ditambahkan air dengan perbandingan sama yaitu, 1 : 1. Adonan
yang sudah ditambahkan air tersebut kemudian dimasak dan ditambahkan gula, asam
sitrat, dan sodium benzoate tidak lupa ditambahkan kayu manis agar berbau
sedap. Adonan itu dimasak dan diaduk terus hingga mengental seperti selai lain
pada umumnya.
Setelah
matang, simpan selai kulit buah pisang tersebut pada wadahnya dan tutup rapat.
Selai kulit pisang tersebut sudah dapat disajikan bersama roti. Rasanya tidak
kalah dengan selai buah yang lainnya. Selai ini pun memiliki kelebihan
tersendiri yaitu memiliki rasa asli buah pisang itu sendiri dan rasanya cukup
enak bagi lidah orang Indonesia khususnya bagi masyarakat yang menyukai pisang
Walaupun selai ini kurang
menarik dari segi warnanya namun sangat bermanfaat bagi kesehatan kita. Selain
untuk menjaga kebugaran tubuh juga sehat untuk mata kita. Selai kulit buah
pisang ini juga sangat baik untuk perkembangan anak- anak karena kandungan
gizinya yang banyak.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan percobaan dan penelitian yang telah
kami lakukan, kami mendapatkan hasil yakni berupa selai kulit pisang yang
manis dan harum yang tidak memiiki
perbedaan signifikan dengan selai-selai lainnya, namun terdapat kelebihan dari
selai ini yaitu, rasa dari selai ini sama dengan buah aslinya. Adapun kelemahan
dari selai kulit pisang ini terdapat pada warna yang masih alami yakni kuning
pucat sehingga kurang menarik.
Berdasarkan data yang kami
peroleh dari kepustakaan dan analisa bahwa selai kulit pisang sangat potensial
dijadikan sebagai salah satu bahan makanan alternative yang sangat menyehatkan
karena mengandung vitamin, kalsium, protein, potassium dan lainnya. Selain itu
juga karena kulit buah pisang
yang biasanya dibuang sebagai limbah, kini mempunyai nilai ekonomis yang
tinggi, tetapi dengan biaya produksi yang relative rendah karena bahan baku
yang diperlukan tidak sulit didapatkan. Dengan adanya selai
kulit buah pisang maka muncul
peluang usaha baru yang dapat dikembangkan masyarakat sebagai mata pencaharian.
Usaha ini mempunyai prospek yang menjanjikan karena belum ada di pasaran.
Bagi masyarakat luas
diharapkan mencoba alternative ini untuk memanfaatkan limbah dari rumahnya
berupa selai karena cukup bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu diharapkan
masyarakat yang lainnya mencari alternative lain untuk mengolah limbah
orgniknya yang semula dianggap sebagai sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat
dan sangat berharga.
0 komentar:
Posting Komentar